BIDADARI KECILKU

 BIDADARI KECILKU


Setiap manusia mempunyai jalan hidup yang berbeda-beda dengan kualitas ujian yang berbeda pula. Setiap anak adalah anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada pasangan orangtua yang dikehendaki-Nya yang harus kita kembangkan fitrah atau potensi yang ada dalam dirinya.

Tepat tanggal 1 Januari 2006 pukul 13.00 WIB secara sah secara hukum agama dan Negara telah melangsungkan pernikahannya. Kenangan 15 tahun lalu masih terkenang indah dipelupuk mata, dan menjadi kebahagiaan tersendiri.

Allah maha baik, 10 April 2007 kami diberi Allah anugerah seorang bayi laki-laki tampan dan sehat. Bayi itu bernama Fikri, sekarang sudah menjadi santri di pondok Al-Qur’an di Jombang. Kebahagiaan kami bertambah ketika lima tahun kemudian Februari 2012 lahirlah seorang anak laki-laki tampan yang sekarang kelas 3 MI yang bernama Abid , dan disusul putra ke tiga yang sekarang kelas 1 MI bernama Faiz

Allah maha baik, tepat tanggal 20 Desember 2016 lalu kami dihadiahi oleh Allah seorang bayi perempuan mungil yang cantik (anak ke 4), yang lahir tanpa memberi beban yang berarti, karena ia lahir melalui proses yang mudah. Perkembangan dan pertumbuhannya normal seperti anak pada umumnya. Hingga akhirnya usia 10 bulan ia panas dan muntah-muntah dan harus menginap di rumah sakit. Selama dua hari diobservasi oleh tim dokter RS.

Hari Kamis pagi kami dipanggil Tim dokter dan dijelaskan bahwa putri kami yang bernama Atsila menderita penyakit “invaginasi” dan harus dioperasi. Pernyataan tim dokter seperti petor di siang bolong, kaget luar biasa. Tapi ini bukan mimpi tapi kenyataan hidup yang harus kami terima dari Allah SWT.

Proses operasi berjalan lancar, seminggu kemudian sudah diperbolehkan pulang kerumah. Pertumbuhan dan perkembangan pasca operasi tidak ada hambatan apapun, rutin kontrol setiap hari Senin kami lakukan hampir 3 bulan, untuk mengamati perkembangan hasil operasi. Alhamdulillah Atsila tumbuh sehat wal afiat, bicaranya jelas, sudah pandai menyanyi dan mengasuh sepeda roda 4 sebagaimana teman-teman seusianya, tanpa ada hambatan apapun.

Tepat malam Kamis sehabis sholat magrib saya menyuapi putri kecil kami dengan lauk ikan lele goreng. Rasa senang dan bahagia keluarga kami begitu terasa karena Atsila (si kecil) menyani lagu anak-anak dengan lucunya “Burung Kakaktua” dan minta divideo.

Sebelum tidur Ia mengeluh sakit perut dan minta BAB, Alhamdulillah lancar BAB nya, tak pernah terbayangkan jika Atsila tengah malam terbangun dan muntah-muntah terus tanpa henti dan kami bawa ke RS, dan diharuskan opname.

Untuk kedua kalinya putri kecilku opname, opname selama 8 hari tapi belum ketemu apa sakitnya, sampai akhirnya dirujuk ke RS Propinsi Jatim (DR. Soetomo Surabaya). Kami mendapat hadiah yang luar biasa dari Allah, selama 30 hari Kami bersama putri kecil kami di ruang ROI (Ruang Observasi Intensif). Kenyataan yang harus kami hadapi adalah putri kecil sakit yang hampir sama dengan yang pertama. Selama di rawat putri ini tidak pernah mengeluh, tetap bercanda, minum susu seperti anak yang tidak sakit.

Allah Maha baik, putri kecil kami diminta-Nya kembali ketika berusia 2 tahun 2 bulan ketika masih menjalani pengobatan di Surabaya. Sedih memang, tapi dengan melihat sakit yang dideritanya, saya yakin inilah jalan terbaik yang telah Allah berikan kepada kami. Anak ke empat kami kembali ke pelukan-Nya di usia yang sedang lucu-lucunya. Nyanyiannya di malam itu yang minta direkam pakai hp adalah kenangan menyanyi yang terakhir buat kami. Kami berdoa dan berharap kepada Allah semoga kita dipertemukan kembali di surga-Nya.

Allah Maha Baik, tepat 1 tahun meninggalnya putri tercinta Allah menghadirkan bayi laki-laki yang kami beri nama Zulfan, anak kelima kami. Banyak harapan di tahun 2021 ini semoga Allah memberikan keluarga kami usia yang panjang dan barokah untuk berjuang dijalan-Nya. Semoga putra-putri kami menjadi insan yang bertaqwa.

Semoga kisah ini menjadi spirit buat kami, bahwa rencana Allah lebih indah dibanding rencana manusia.


Komentar

  1. Tetap sabar, bidadari kecil menanti di surga

    BalasHapus
  2. Sabar dan tetap semangat Bu...semoga kelak dipertemukan di surga-Nya, aamiin.

    BalasHapus
  3. Ikut berduka cita, namun di akhir kelak insya Allah suka cita akan menyambut bunda

    BalasHapus
  4. Innalillahi wainnaa ilahi rooji'un.
    Kenangan manis bersama ananda Atsila.
    Sebentar tp bermakna. Baarokallahilakum untuk 4 ananda lainnya . Mg jd qurrotu a'yun 🥰

    BalasHapus
  5. Semoga selalu sabar menghadapi ujian ini
    perbanyak istighfar, itu obat yang paling mujarab untuk hati.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUASA MEMBENTUK PRIBADI YANG BERTAQWA

KEMAJUAN PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH DI DAMASKUS

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3