KIAT SUKSES PRODUKTIF MENULIS
KIAT SUKSES PRODUKTIF MENULIS
Waktu
: Jumat, 15 Januari 2021
Materi
: Produktif Menulis Buku
Narasumber:
Noralia Purwa Yunita,M.Pd
Moderator
: Aam Nurhasanah, S.Pd
Assalamualaikum.Wr.Wb
Alhamdulillah puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan kepada saya dan seluruh anggota keluarga dan sekolah saya.
Di masa-masa pandemi seperti ini , masa yang rawan sakit. Tapi Berkat Allah
kita dapat mengikuti kegiatan di malam ini bersama seorang moderator hebat, Ibu
Aam Nurhasanah, S.Pd, guru blogger inspiratif.
Manusia diciptakan Allah sebagai waliyullah, pemimpin di muka bumi.
Oleh karena itu insan ini diberikan Allah kelebihan berupa akal dan pikiran
serta nafsu. Dengan akal dan pikiran kita tahu mana yang benar dan yang salah. Begitu
juga dengan nafsu, nafsu yang baik (lawwamah) dapat mengubah manusia
untuk lebih semangat dalam menggapai cita. Mengapa? Motivasi untuk menjadi
lebih baik itu termasuk nafsu, tetapi nafsu yang baik, yang mengajak manusia
untuk berubah menjadi lebih produktif. Semangat untuk belajar, mengejar mimpi
dan berbagi dengan orang lain. Berbagi tidak hanya berupa materi belaka,
berbagi ilmu pengetahuan (missal guru), penulis (melalui tulisannya), musisi
(melalui musik dan lagu) dan setiap manusia pasti ada naluri untuk siap
belajar.
Seperti biasanya Om jay mengawali kuliah ini dengan mengunci group
agar informasi dan materi kuliah malam ini tidak tertindih pesan lain dari
peserta. Malam yang cerah ini saya mengikuti belajar menulis on line lewat WAG
PGRI bersama Om Jay & Tim. Narasumber hebat dengan segudang prestasi
menulis akan segera berbagai pengalaman kepada peserta. Siapakah beliau?
Ibu Noralia Purwa Yunita M.Pd seorang sosok guru muda yang cerdas,
produktif menulis sejaka masa sekolah. Bahkan banyak prestasi yang diraih
berkaitan dengan keuletannya dalam menulis. Lulusan kelas belajar menulis
gelombang 8 ini juga menjadi mentor dan pendamping penulisan buku ber-ISBN
bekerjasama dengan penerbit Kamila Press Lamongan. Kebetulan saya salah satu
peserta diklat ini yang saat ini sedang proses bimbingan dengan beliau. Mohon
doanya pembaca semua, semoga buku saya segera lahir. He…..he…, terimakasih
Ikatlah ilmu, dengan cara menuliskannya. Kalimat ini sudah sesuai
bagi bapak/ibu Guru yang sedang belajar menulis, bagaimana cara mengikat
ilmunya? Kata Om Jay “menulislah setiap hari buktikan apa yang terjadi” .
Mantra ini lah yang harus ditelateni agar tulisan-tulisan kita dapat diolah
menjadi buku, apa lagi ber-ISBN. Bagi ASN selain dapat ilmunya mereka akan
dapat bonus berupa koin dan poin.
Menurut bu Nora, ada beberapa trik yang dapat dilakukan jika ingin
memiliki karya dalam waktu singkat. Trik tersebut adalah
1.
Mengikuti
program menulis antologi atau kolaborasi
Menulis
antologi atau ada yang menyebut nulis keroyokan ini sesuai diikuti oleh penulis
pemula. Mengapa? Seorang kontributor dalam antologi ini akan belajar menulis
sesuai dengan alur dan tema yang ditentukan. Hasil tulisannya akan dikirimkan
kepada curator. Melalui kurator tulisannya akan diedit jika diperlukan. Jadi
teman penulis pemula tidak perlu khawatir akan ditolak tulisannya. Setelah kita
mengikuti program ini biasanya pelan tapi pasti akan ada semangat tersendiri
untuk menerbitkan buku solo.
2. Menulis Setiap hari di blog
Menulislah
setiap hari di blog. Kenapa di blog? Apa tidak boleh ditulis di laptop atau hp?
Boleh-boleh saja, tulisan kita setiap hari jika diposting di blog, maka kita
dapat masukan dari pengunjung yang BW. Situasi pendemi ini blog merupakan salah
satu media menulis yang diminati banyak orang. Pengalaman bu Nora hasil
meresume materi belajar menulis di gelombang 8 dan diposting di blog kemudian
dikembangkan dan diterbitkan dengan judul” Jurus Jitu Menulis dan Berprestasi”.
3.
Menulis
di media sosial
Setiap
hari harus ada tulisan yang diposting. Tulisan bisa berkaitan dengan hobi,
kesukaan, pengalaman yang pernah dilalui baik pengalaman suka maupun duka.
Menulislah yang disukai dan dikuasai agar tulisan menjadi mengalir seperti
aliran air di sungai. Menulis boleh di fb, twitter, instagram, IG atau status
W.A. Di manapun kita bisa menulis, inilah enaknya hidup di zaman milineal.
Serba mudah.
4.
Menulis
di buku harian
Ada
orang yang suka menulis buku harian. Kejadian yang dialami baik suka maupun
duka selalu dibagikan pada sahabat yang tidak pernah marah. Siapakah dia?
Ya..dia adalah buku harian. Tempat berkeluh kesah, curhat, menyampaikan ide,
gagasan melalui pena tinta. Ada perasaan puas jika ada pengalaman yang
ditorehkan di buku harian. Hasil tulisan yang ada di buku harian dapat dikembangkan
dan diolah menjadi buku yang berkualitas. Bisa dijadikan cerita fiksi maupun
non fiksi.
5.
Ajak
siswa menulis
Sebagai
guru sudah selayaknya kita harus menulis. Menulis materi pembelajaran, jurnal,
rapot, perangkat, media dan lainnya. Guru salah satu profesi strategis jika
ingin mengembangkan jiwa literasi. Mengapa? Sebab guru memiliki jiwa pembelajar
yang tinggi, yang harus selalu mengupdate keilmuannya. Menulis merupakan hal
yang berkaitan erat dengan aktivitas guru.
Guru
yang suka menulis, maka harus menebarkan virus-virus menulis kepada siswanya.
Ajaklah siswa menulis tentang pengalamannya ketika belajar daring misalnya,
kemudian dikumpulkan menjadi satu kelas dan dibukukan. Sangat senang rasanya
jika ada siswa namanya tertoreh di cover buku, dan dapat dicek sebagai penulis
di perpustakaan nasional, karena bukunya ber-ISBN. Mengajak siswa aktif
bergabung dalam aktifitas literasi sangat penting, agar jiwa-jiwa muda yang
haus ilmu ini dapat belajar menuangkan idenya dalam bentuk tulisan.
Setiap
penulis memiliki pengalaman menulis yang berbeda, pengalaman bu Nora ini dapat
kita adopsi jika sesuai dengan karakter kita
Bu
Nora senang sekali membaca buku, karena dengan membaca maka kita akan kaya ide,
kosa kata dan dapat menulis dengan diksi yang baik. Salah satu buku yang di
baca dengan judul UKTUB karya Dr. Akbar Zainuddin,MM. Diceritakan bahwa ada
beberapa langkah menulis yang dapat menghasilkan buku dengan metode TOJTRP
1.
Tema
Tentukan
tema buku yang akan ditulis. Misalnya tema pendidikan, motivasi, keluarga,
media atupun yang lainnya.
2.
Outline
(Daftar isi)/TOC
Setelah
menentukan tema yang akan ditulis, maka langkah selanjutnya adalah menyusun TOC
/ daftar isi.
Daftar
isi/TOC ini susun dengan tujuan:
a.
Daftar
isi merupakan kerangka pikiran yang berupa poin-poin yang akan ditulis di dalam
buku. Adanya daftar isi maka tulisan yang kita susun akan lebih terarah sesuai
dengan rel-nya (TOC)
b.
Dapat
membantu penulis dalam menjabarkan tiap-tiap bab secara urut dan runtut
c.
Penulis
dapat mengetahui awal sampai akhir tentang materi yang akan ditulis
d.
Memudahkan
penulis dalam mencari referensi sebagai bahan bacaan sebelum menulis materi
e.
Daftar
isi dapat digunakan sebagai target dalam menentukan waktu penyusunan karya sebuah
buku
f.
Menghindarkan
penulis dari writer block (buntu) dalam berpikir
g.
Adanya
daftar isi/ TOC maka tulisan kita menjadi fokus dan tidak akan keluar dari tema
Buku
yang bermutu akan terlihat dari daftar isinya. Bahkan seseorang yang akan
membeli buku lebih senang membaca daftar isinya lebih dahulu. Oleh karena itu
jangan menyepelekan daftar isi/TOC dalam menyusun buku atupun karya yang
lainnya. Bagaimana cara membuat daftar isi yang baik?
a.
Untuk
naskah Non Fiksi
Ikutilah
pedoman 2W + 1 H
Pertama
WHY
Bab
pertama adalah bab yang menjawan why artinya mengapa. Dalam hal ini maka bab
awal harus berupa:
MENGAPA…
PENTINGNYA…..
ALASAN…..
Kedua
WHAT
Bab
selanjutnya menjawa What (apa). Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian,
jenis, ciri-ciri dari apa yang akan kita tulis di buku. Contohnya:
MENGENAL
MEDIA..
APA
ITU MEDIA..
SPESIFIKASI
MEDIA..
Ketiga HOW
Di
bab selanjutnya biasanya merupakan bab akhir. Pada bab ini biasanya menjawab
How (bagaimana). Untuk menjawa HOW ini bisa menggunakan beberapa bab agar
pertanyaan “bagaimana” ini dapat secara gamblang dan jelas. Pada tahap HOW ini
bisa menjelaskan tentang tahap pembuatan, pelaksanaan, penerapan, hasil,
kekurangan dan kelebihan. Misalnya:
PENERAPAN
MODEL…
IMPLEMENTASI..
PERANCANGAN……..
HUBUNGAN
MODEL…..
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN MODEL..
b. Naskah Fiksi
Ketika
akan menyusun naskah fiksi. Misalnya novel, cerpen
Tata
cara membuat daftar isi adalah;
1.
Menentukan
Prolog
Prolog
biasanya berisi tentang pengenalan tokoh, setting, tempat atupun waktu.
Biasanya diceritakan di awal cerita
2.
Menentukan
konflik cerita
Konflik
cerita merupakan hal yang sangat penting, agar cerita ini dapat membekas di
hati pembacanya.
3.
Menentukan
Klimaks dari konflik
Mulai
munculnya konflik antara pemain pendatang baru atau pendatang lama. Biasanya
terdapat di bab pertengahan yang merupakan puncak dari konflik yang terjadi.
4.
Menentukan
solusi dari konflik
Sebelum
bab terakhir biasanya konflik mulai menurun karena sedikit demi sedikit solusi
dari permasalahan muncul. Muncullah hikmah yang dapat diambil oleh para pembaca
dari konflik yang ada.
5.
Menentukan
epilog
Epilog merupakan bagian akhir dari
sebuah cerita fiksi atau novel. Bab ini merupakan penutup dari cerita fiksi
dengan akhir bahagia (happy ending) atau
sedih (Sad Ending).
Daftar isi (TOC) selesai di susun
maka langkah selanjutnya adalah mengembangkannya menjadi cerita atau naskah
utuh. Agar naskah enak di baca maka banyaklah membaca buku dan melakukan riset.
3.
Jadwal
Menentukan jadwal atau target
pencapaian harus ditetapkan. Hal ini bertujuan agar penulisan naskah selesai
tepat waktu dan tidak molor. Misalnya di TOC ada 10 bab harus selesai dalam 2
bulan, maka bisa dihitung dalam satu bulan harus selesai 5 bab, dan seterusnya.
4.
Tulis
Setelah TOC selesai disusun, jadwal
sudah final dan referensi atau hasil riset sudah siap maka, mulailah untuk
menulis. Tulis, tulis dan tulis sesuai outline yang ada.
5.
Revisi
Setiap ide yang muncul langsung saja
ditulis, jika tidak langsung khawatirnya lupa. Boleh saja ditulis di buku / note
book / hp biar ketika kita menulis bisa dibaca ulang lagi. Revisi membutuhkan
waktu yang lebih lama, karena ada proses editing. Pada proses ini bisa
dilakukan oleh penulis sendiri (swaediting) atau dengan bantuan orang lain yang
memiliki kemampuan dibidang ini.
Naskah yang ada dibaca ulang karena
ini sangat berguna untuk meneliti pemakaian bahasa yang baku dan sesuai EYD
yang berlaku. Pemakaian diksi yang tepat juga mempengaruhi hasil tulisan, baik
fiksi maupun non fiksi.
6.
Penerbit
Setelah proses revisi dan editing
selesai, maka perlu ditambah kelengkapan naskah. Diantara kelengkapannya adalah
kata pengantar dari ahli (boleh ada boleh tidak. Jika ada lebih bagus), prakata
dari penulis, daftar isi, isi naskah, sinopsis. Jika semua sudah disiapkan maka
segeralah mengirim naskah ke penerbit. Boleh penerbit Indie ataupun Mayor
tergantung dari penulis. Setiap penerbit mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing termasuk Indie dan Mayor.
Berikut buku-buku hasil karya bu Nora
a. Buku hasil resume belajar menulis di gelombang 8
b. Buku hasil lomba blog dalam rangka hari pendidikan nasional masa pandemi 2020 (Antologi)
c. Buku hasil menulis September Ceria bersama Prof Eko
h. Satu buku lagi berupa antologi berjudul Guru Inspiratif bersama bu aam, cak inin dan teman-teman gelombang 8.
Jam dinding bordering
9 kali, menandakan waktu sudah malam dan tak terasa acara segera berakhir.
Suasanan menjadi ramai dan bersemangat, walaupun waktu sudah diujung. Apalagi
bu Nora memberikan hadiah bagi peserta yang bertanya, dan akan akan diundi.
Jika beruntung akan mendapatkan hadiah buku hasil karya bu Nora. Akhirnya ada 3
peserta yang mendapat hadiah. Semoga barokah bu….dan semangat dalam menulis
buku dapat menular kepada kita semua. “Ikatlah ilmu dengan cara menuliskannya”.
Wassalam
Salam literasi
Salam sehat dan
semangat selalu
Komentar
Posting Komentar