PUASA MEMBENTUK PRIBADI YANG BERTAQWA
PUASA MEMBENTUK PRIBADI YANG BERTAQWA
Pengertian puasa menurut
istilah
Menahan
diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar
sampai terbenamnya matahari dengan syarat rukun tertentu.
Puasa Wajib
Puasa wajib adalah,
puasa yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam yang sudah balig dan
apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Adapun macam-macam puasa wajib ada
empat yaitu:
1. Puasa Ramadan
Puasa Ramadan adalah
puasa yang dilaksanakan di bulan Ramadan yang merupakan rukun Islam keempat.
Puasa wajib ini mulai diperintahkan pada tahun kedua hijrah, setelah Nabi
Muhammad Saw hijrah ke Madinah. Hukumnya adalah fardu ‘ain.
Agar puasa kita
menjadi lebih sempurna dan bermakna, marilah kita pahami
ketentuan-ketentuannya.
Syarat wajib puasa
1.
berakal,
2.
balig, dan
3.
mampu berpuasa.
Syarat sahnya puasa
1.
beragama Islam,
2.
mumayiz (sudah dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik,
3.
suci dari darah haid
dan nifas, dan
4.
dalam waktu yang
diperbolehkan untuk berpuasa.
Rukun puasa
a. Niat untuk berpuasa
“Nawaitu shauma ghodin ‘an adaa’i fardhi
syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta’aalaa.”
Artinya: “Saya berniat puasa Ramadan esok hari
untuk menjalankan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini karena mentaati perintah
Allah Ta’ala.”
b. Menahan diri dari segala sesuatu yang
membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Hal-hal yang membatalkan
puasa
1.
Makan dan minum
2.
Muntah yang disengaja
atau dibuat-buat
3.
Berhubungan suami
istri
4.
Keluar darah haid
atau nifas bagi perempuan
5.
Gila atau sakit jiwa
6.
Keluar cairan mani
dengan sengaja
Hal-hal yang disunnahkan
dalam puasa
1.
berdoa ketika berbuka
puasa,
2.
memperbanyak sedekah,
3.
c śalat malam,
termasuk śalat tarawih, dan
4.
tadarus atau membaca
al-Qur’ān.
Hal-hal yang mengurangi
pahala puasa
Hal yang dapat
mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa adalah semua perbuatan yang
dilarang oleh Islam. Contohnya membicarakan kejelekkan orang lain, berbohong,
mencaci maki orang lain, dan sebagainya.
Orang-orang yang boleh
berbuka pada bulan Ramadan
1.
berpuasa sakitnya
semakin parah. Namun, ia harus menggantikannya di hari lain apabila sudah
sembuh nanti.
2.
orang yang sedang
dalam perjalanan jauh. Ia pun wajib mengqada puasanya
di hari lain.
3.
orang tua yang sudah
lemah sehingga tidak kuat lagi untuk berpuasa. Ia wajib membayar fidyah, yakni bersedekah tiap hari ¾ liter
beras atau yang sama dengan itu kepada fakir miskin.
4.
orang yang sedang
hamil dan menyusui anak. Kedua perempuan ini kalau khawatir akan menjadi mudarat kepada dirinya sendiri atau beserta
anaknya mereka wajib mengqada puasanya
sebagaimana orang yang sedang sakit. Kalau hanya khawatir akan menimbulkan
mudarat bagi anaknya, ia wajib mengqada puasanya
dan membayar fidyah kepada fakir miskin.
2. Puasa Nazar
Puasa nazar adalah
puasa yang dilakukan karena mempunyai nazar (janji kebaikan yang pernah
diucapkan). Puasa ini wajib dilaksanakan ketika keinginannya atau cita-citanya
terpenuhi.
Adapun hukum puasa nazar adalah
wajib dilaksanakan sebagaimana firman Allah Swt sebagai berikut:
خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ – ٧
Artinya: ”Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang
azabnya merata di mana-mana”. (Q.S. al-Insān/76:7)
3. Puasa Qada
Puasa qada adalah
puasa yang kita niatkan untuk mengganti kewajiban sesudah lewat waktunya.
Sebagai contoh orang yang meninggalkan puasa karena sedang haid, berkewajiban
mengganti puasa tersebut di bulan yang lainnya. Apabila meninggalkan puasanya
enam hari, wajib baginya mengqada enam hari (sebanyak jumlah hari yang
ditinggalkan).
4. Puasa kifarat
Puasa kifarat adalah puasa yang wajib dikerjakan karena
melanggar suatu aturan yang telah ditentukan. Puasa kifarat wajib dilaksanakan apabila terjadi hal-hal
berikut:
1.
Tidak mampu
memenuhi nazar
2.
Berkumpul dengan istri
pada siang hari di bulan Ramadan
3.
Membunuh secara tidak
sengaja
4.
Melakukan zihar kepada istrinya (menyamakan istri dengan
ibunya)
5.
Mencukur rambut
ketika ihram
6.
Berburu ketika ihram
7.
Mengerjakan haji dan
umrah dengan cara tamatu’ atau qiran
Puasa Sunnah
Selain diperintahkan untuk melaksanakan puasa wajib, kita juga
dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah. Cara
mengerjakannya sama seperti melaksanakan puasa Ramadan, yaitu dimulai dari
terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
Berikut ini akan diuraikan puasa yang disunnahkan untuk dilaksanakan selain puasa wajib, yaitu:
1. Puasa Syawal
Puasa ini dilaksanakan
sesudah tanggal 2 Syawal. Jumlahnya ada enam hari. Cara mengerjakannya boleh
dikerjakan enam hari berturut-turut atau boleh juga dilaksanakan dengan cara
berselang-seling. Misalnya sehari puasa sehari tidak. Hal ini berdasarkan hadis
sebagai berikut yang artinya:
“Dari Abu Ayub, dari Rasulullah saw. berkata : siapa
berpuasa Ramadan kemudian mengikutinya dengan berpuasa 6 hari di bulan Syawal,
yang demikian itu (pahalanya) seperti puasa setahun.” (H.R. Jama’ah kecuali
Bukhari dan Nasa’i).
2. Puasa Arafah (Tanggal 9
Zulhijjah)
Puasa ini dilaksanakan
ketika orang yang melaksanakan ibadah haji sedang wukuf di Padang Arafah.
Sedangkan orang yang menunaikan ibadah haji tidak disunnahkan melaksanakan
puasa ini.
Keistimewaan puasa Arafah ini dapat menghapus dosa selama dua
tahun: yaitu satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang sebagaimana
tertuang dalam Hadis berikut yang artinya:
“ Dari Abu Qatadah, nabi saw., telah berkata,” puasa hari Arafah
itu menghapuskan dosa dua tahun: satu tahun yang telah lalu, dan satu tahun
yang akan datang.”(H.R.Muslim)
3. Puasa Hari Senin dan Kamis
Puasa hari Senin dan Kamis adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Senin dan
Kamis. Sebagaimana Hadis berikut
yang artinya:
“Rasulullah bersabda : Ditempakan amal-amal umatku pada hari Senin
dan Kamis dan aku senang amalku ditempakan, maka aku berpuasa”. (H.R. Ahmad dan
at-Tirmidzi)
Waktu yang diharamkan untuk berpuasa
1.
Hari
raya Idul Fitri dan Idul Adha
2.
Hari tasyrik yaitu
tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah
3.
Hari yang diragukan
(apakah sudah tanggal satu Ramadan atau belum)
Hikmah Berpuasa
1.
Meningkatkan iman dan
takwa serta mendorong seseorang untuk rajin bersyukur kepada allah Swt. Ini
merupakan tujuan utama orang yang berpuasa.
2.
Menumbuhkan rasa
solidaritas terhadap sesama terutama kasih sayang terhadap fakir miskin.
3.
Melatih dan mendidik
kesabaran dalam kehidupan sehari-hari karena orang yang berpuasa terdidik
menahan kelaparan, kehausan, dan keinginan. Tentulah dengan sabar ia dapat
menahan segala kesulitan tersebut.
4.
Dapat mengendalikan
hawa nafsunya dari makan minum dan segala yang membatalkan puasa dari terbit
fajar sampai terbenamnya matahari.
5.
Mendidik diri sendiri
untuk bersifat sidiq karena dengan berpuasa
dapat menjaga diri dari sifat pendusta. Sifat ini dapat menghilangkan pahala
puasa.
6.
Dengan berpuasa kita
juga memberikan waktu istirahat bagi organorgan yang ada di tubuh kita. Sehingga
tidak mengherankan bahwa orang yang berpuasa akan menjadi lebih sehat.
https://www.youtube.com/watch?v=ZMtH32v8X3g&t=176s
Daftar Pustaka :
Komentar
Posting Komentar