MENULIS SEMUDAH CEPLOK TELUR
MENULIS SEMUDAH CEPLOK TELUR
Waktu
: Rabu, 30 Maret 2021
Materi
: Menulis Semudah Ceplok Telur
Narasumber:
Dra. Lilis Sutikno,SH
Moderator
: Bambang Purwanto
Assalamualaikum
Wr.Wb
Alhamdalilah…saya
dan keluarga masih dianugerahi Allah kesehatan sehingga masih bisa beribadah
dan belajar pada malam hari ini. Pak Brian membagikan flyer di group belajar
menulis gelombang 17 dan memberikan informasi bahwa mala mini adalah malam
terakhir. Otak saya mengingat-ingat memori tentang malam terakhir…he..ya, ada
sebuah lagu yang berjudul “malam terakhir”. Malam ini, malam terakhir bagi
kita…lho malah menyanyi sebuah lagu.
Ya..benar
yang disampaikan pak Brian, belajar gelombang ini sudah mencapai pertemuan ke
38 yang sudah disediakan oleh Tim PGRI dan Om Jay. Peserta minimal meresume 20
pertemuan, yang selanjutnya hukumnya sunnah. Sebetulnya tidak ada aturan harus
dan harus. Menulis bukan sebuah paksaan tapi muncul dari hari, jadi di group
ini tidak ada paksaan harus lulus di gelombangnya. Panitia memberikan keleluasaan
kepada peserta kapan mereka akan lulus. Peserta dinyatakan lulus apabila
mengikuti proses pembelajaran dengan minimal menyelesaikan 20 resume (20
pertemuan). Selain itu sudah menerbitkan buku solo ber-ISBN, boleh buku
kumpulan resume atau buku jenis yang lain.
Tema
pada malam hari ini “Menulis Semudah Ceplok Telur”, woowww apa bisa?semudah
itu? Mantap…materi yang disampaikan oleh ibu Lilis Sutikno atau dikenal kenal
bunda lilis (mbk pipin). Bunda lilis pada malam hari ini didampingi seorang
moderator andal, pegiat literasi, ya bapak bambang purwanto, S.Pd.Gr
Bunda
Dra. Lilis Ika Herpianto Sutikno,SH asli Surabaya, dan menetap di Kupang NTT.
Beliau dinas di SMP Negeri 2 Nekamese mengampu mata pelajaran PPKn. Guru
sekaligus ibu rumah tangga ini memiliki semangat yang luar biasa. Keinginan
untuk memajukan pendidikan di daerah NTT dapat diacungi jempol. Perjuangannya
dalam menata dan menyebarkan viru-virus literasi di daerah Timur cukup
membanggakan. Mengapa tidak?
Setelah
lulus dari kelas belajar menulis Om Jay, melalui buku solo pertamanya
menjadikannya jutawan. Woow bagaimana ceritanya. Buku yang tidak pernah
terbayangkan sama sekali ini, lahir dan diterbitkan dengan judul “Guru
Inspirasi” menjadi buku best seller. Dalam jangka waktu 3 bulan tembus
1000 examplar, tidak pernah terbayangkan. Keajaiban yang Allah berikan luar
biasa. Setelah lulus dari kelas belajar, maka bunda lilis diajak Om Jay menjadi
narasumber dengan dibayar 3 M, (makasih, makasih, makasih) he….. . Sejak buku
solo pertama menjadi best seller, sempat beliau bingung, bagaimana cara
mengajak teman-teman untuk mau menulis. Muncullah ide untuk membuat kelas
belajar menulis dengan nama KELAS WAG MBI (Kelas WhatsAap Group Menulis Buku
Inspirasi). Adanya bantuan dan partisipasi dari teman-teman alumni menulis Om
Jay, akhirnya kelas WAG MBI ini berhasil dan mengudara di wilayah Timur.
Subhanallah,
luar biasa renacana Allah. Menulis memiliki kekuatan luar biasa dalam
menyebarkan pesan-pesan termasuk nilai-nilai karakter. Bagaimana kunci menulis?
Maka membaca, membaca dan membaca. Membaca dan menulis merupakan dua sisi mata
uang yang tidak dapat dipisakhan. Siapa yang ingin menulis maka rajinlah
membaca. Untuk menjadi penulis maka harus membaca. Tanpa membaca jangan pernah
bermimpi untuk menjadi penulis. Begitu pesan beliau. Ha….ha…, Harus MEMBACA dan
MENULIS apa yang kita baca.
Apa
yang harus di tulis? Anggapan menulis itu suuuliiit bahkan sulit sekalii. Ini tidaklah
benar. Menulis itu semudah menceplok telur. Bagaimana mungkin? Apa yang bisa ditulis?
Banyak pertanyaan yang masuk, baik lewat w.a atau media sosial yang lain.
Menulislah dari yang sederhana, yang ada disekitar kita. Sebetulnya banyak hal
yang bisa kita tuliskan. Bunda Lilis memberikan contoh, misalnya saat ini kita
bisa menuliskan kisah inspirasi ketika pandemi covid-19 melanda Indonesia. Maka
kita bisa menulis mulai kapan?mengapa wabah ini ada? Atau hal-hal menarik atau
yang lucu-lucu disekitar kita. Intinya, bahwa kita mau, dan mau menulis, sebab
dengan menulis kita menjadi berbeda dengan orang lain. Mengapa berbeda?Penulis
akan meninggalkan karya sebagai warisan kepada anak cucunya kelak dan menjadi
amal jariyah.
TUK
BYAAARR. Inilah bunyi ketika kuli telur
diketuk dan siap diceplok dipenggorengan. Begitu juga menulis. Semangat juang
bunda Lilis dalam memberikan motivasi dan menyebarkan virus-virus literasi
kepada guru dan sahabat litearsi di seluruh nusantara dalam menulis dan
menerbitkan buku ber-ISBN. Semangat mau menulis harus ditanamkan dalam diri
kita, agar dapat mengalahkan MALAS yang selalui menhampiri dan menggoda. Wkkkkk
Kisah
ini dapat dibaca lengkap di http://www.guruinspirasintt.com/2020/04/menulis-buku-semudah-ceplok.html
Sehebat
apapun kita jika kita tak menulis semua akan hilang ditelan zaman, jika kita
bisa menulis dan dapat meninggalkan jejak kita. Orang akan mengenang kita dalam
setiap tulisan kita, dan sebaik-baik menulis adalah jika kita menulis kisah
inspirasi yang dapat memberikan tauladan kepada semua umat di muka bumi ini.
Inilah kalimat penutup yang disampaikan pemateri malam hari ini.
Sungguh
luar biasa kuliah pada malam penutupan di kelas belajar menulis group 17 Tim Om
Jay dan PGRI ini. Pemateri yang membakar semangat kita semua, agar selalu
membaca, membaca, membaca dan menulis, menulis dan menulis. Menulislah sesuatu
yang ada disekitar kita dengan kalimat yang sederhana. Setelah menulis JANGAN
langsung di baca. Tunggu setelah selesai semua tulisannya, barulah diedit.
Kata-kata
mutiara..dari Bunda Lilis
Menulis
itu semudah ceplok telur
Menulis
adalah luapan rasa cinta yang tak sampai, agar cinta kita tersampaikan dengan
sempurna, maka menulislah
Menulis
adalah berteriak kepada dunia tanpa suara ( Lilis Sutikno)
Motivasi
yang luar biasa yang saya peroleh di malam hari ini.
Salam literasi
Semoga sehat selalu
Wassalam
Komentar
Posting Komentar