MENTARI DI TENGAH PANDEMI
MENTARI DI
TENGAH PANDEMI
Oleh : Siti Nor
Hanifah
Virus corona yang dikenal Covid-19 berasal dari
Wuhan Cina yang akhirnya menyebar diberbagai Negara termasuk Indonesia. Kasus
covid-19 ini ditemukan di Indonesia dan diumumkan secara langsung oleh Bapak Joko
Widodo sebagai presiden pada tanggal 2 Maret 2020 yaitu beliau menyampaikan
bahwa ada 2 orang yang terkontaminasi virus ini, yakni seorang Ibu berusia 64
tahun dan perempuan usia 31 tahun. Awal mula virus ini menyebar di negeri ini
belum dapat di pastikan datangnya kapan, dan dimana mulai menyebar, tahu tahu
sudah ada yang terkontaminasi.
Virus ini menyebar ke berbagai daerah dengan cepat,
bahkan mewabah diseluruh daerah dan dikenal dengan masa pandemi covid 19. Masa pandemi ini tidak hanya
terjadi di Jakarta dan JABODETABEK saja , tetap juga ada di Jawa Timur termasuk di kota
Gresik, secara resmi Gubernur Jatim Ibu Chofifah SK No 420/1780/101.1/2020 yang
tertanggal 16 Maret 2020 salah satunya menyatakan bahwa diberlakukannya
kegiatan pembelajaran disekolah sementara diganti BDR (belajar dari rumah) dan
Guru harus menyiapkan materi secara on line. Kemudian disusul ada pengumuman
tanggal 19 Guru WFH (work from home) karena kasus covid yang meningkat di Jatim
khususnya di Surabaya raya termasuk Gresik. Ketika tulisan ini dibuat di Gresik
masih diterapkan sistem kerja guru 50% wfh dan 50% wfo.
Peristiwa ini sangat mengejutkan termasuk keluarga
kami, kebetulan saya dan suami (Achmad Ali Faishol) adalah seorang guru yang
dituntut WFH atau bekerja dari rumah, memberikan materi, mengoreksi, menilai
semuanya dilakukan dari rumah. Hal ini juga berlaku bagi anak anak kami yang
sedang sekolah, seketika harus mengikuti aturan BDR, kebetulan anak kami yang
kedua kelas 2 MI bernama Ahmad Abid Al
Fawaz, yang ketiga kelas TK B bernama Ahmad Faiz Ad Daroini, dan putra kami
yang sulung bernama Ahmad Fikri Maulana sedang menempuh pendidikan di
pesantren. Kami kira si sulung akan tetap dipesantren, tapi dugaaan
meleset..pada akhir Maret ada pemberitahuan dari pondok kalau santri harus
dijemput sesuai jadwal. Akhirnya ketiga anak –anak melaksanakan BDR dirumah secara
daring dengan didampingi orangtuanya sendiri, yaitu saya dan ayahnya.
Bulan April tahun lalu tepatnya tanggal 27 tahun 2019 anak kami yang
keempat bernama Atsila Fatiyah Fathin diambil kembali oleh pemilikNya sang
pencipta ketika berusia 2 tahun 4 bulan, karena sakit. Rasa sedih pasti ada, tapi
kami yakin bahwa Allah memberikan yang terbaik pada kami. Belum genap satu
tahun, tepat pukul 12.50 WIB Allah memberikan amanah lagi kepada kami seorang
jagoan, bayi laki laki tampan (semoga menjadi anak yang sholeh) pada hari Ahad
tanggal 12 April 2020 yang bernama Ahmad Zulfan Fauzi, yang tetangga
mengenalnya baby masa pandemi. Secercah cahaya mentari hadir dalam keluarga
pada masa pandemi ini, yang membuat keluarga kami senyum kembali..yang kemarin
sempat meredup ( tapi kami tidak larut dalam kesedihan) karena kami yakin
rencana Allah pasti Indah buat keluarga kami.
Pada masa Wfh inilah bayi kecil mungil menemani keluarga
kami dalam kegiatan BDR kakak – kakaknya
dirumah. Dengan berbagai kesibukan sebagai guru dalam memberikan tugas
pembelajaran daring kepada siswa, mengoreksi, menemani anak anak kami dalam
menyelesaikan tugas – tugas sekolah, semaan (mengaji) on line dari pesantren, ditambah
dengan kerempongan ada anggota baru (bayi) dikeluarga kami, maka kehidupan
rumah semakin ramai. Pada masa masa wfh (dirumah) inilah saya tidak sengaja
membaca status teman masa SMP dan sekarang beliau tugas mengajar (Guru) di kulon
progo (Jogjakarta) yang mengupload buku buku hasil karyanya di medsos, saya
lihat sekilas..ada rasa ingin bisa menulis seperti Beliau. Akhirnya saya
menghubunginya untuk tanya tentang kegiatan menulis dan hasil karyanya. Beliau
dengan senang hati membagikan tautan belajar menulis yang dimotori oleh Om Jay
dkk PGRI kira kira bulan Juni dan pada
waktu itu saya belum bisa bergabung karena saya buka tautannya sudah tidak bisa
menerima anggota lagi karena sudah penuh. Dalam hati ini saat itu ada rasa
kecewa.., tapi beberapa minggu kemudian saya “klik” tautannya kembali,
Alhamdulillah saya bisa bergabung dalam kelompok menulis Om Jay gelombang 11.
Belajar menulis yang dilaksanakan secara on line
lewat W.A Group ini dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan Jumat mulai pukul
19.00 WIB . Lewat group ini saya mulai menyimak kuliah menulis, membaca tulisan
sesama peserta dan membaca tulisan tulisan dari Beliau beliau yang hebat Om
Jay, Pak Brams, Pak Brian, Bu Kanjeng dan narasumber yang yang lain. Bahkan ada
penulis penulis hebat dari penerbit ANDI Yogyakarta. Melalui kegiatan ini saya
mulai belajar membuat blog (yang awalnya tidak pernah membuat blog), belajar
menulis pengalaman pribadi, belajar membuat resume. Secercah mentari hadir
kembali dikeluarga kami pada masa pandemi ini, yaitu “semangat untuk belajar
menulis”. Yang awalnya saya masuk gelombang 11 tapi karena resume kurang dari
20 akhirnya saya harus masuk pada
gelombang 15. Suasana belajar yang menyenangkan, bimbingan, motivasi menulis
yang selalu di berikan kepada Beliau penulis penulis hebat yang tidak lelah
memberikan kami pembelajaran, bahkan saya dan teman teman didampingi dalam
menulis, diajak kolaborasi dalam nulis bareng dalam “Buku Antologi”. Semoga
perjuangan beliau beliau dalam menyebarkan virus- virus menulis akan mewabah
dan menular pada guru guru dipelosok negeri, dan akan menjadi amal jariyahnya
kelak.
Pada masa daring saya masih menggunakan W.A sebagai
media penyampaian materi kepada siswa , dan media siswa mengumpulkan tugas,
ataupun menggunakan e mail. Ketika memasuki awal tahun ajaran 2020/2021 yang
masih berada pada masa pandemic covid 19 ini guru dituntut untuk siap lebih
awal dalam membuat materi yang akan diunggah ke medsos.
BDR yang diberlakukan oleh pemerintah dengan
menggunakan kurikulum darurat yang resmi dirilis tanggal 7 Agustus 2020 ini
membuat saya yang gaptek, tidak mengenal google classroom maka karena pandemi
covid ini harus dan terpaksa belajar google classroom ( biar hp tidak lemot
karena ruang penyimpanan tersita tugas siswa), yang awalnya tidak kenal dan
tidak pernah menggunakan zoom, google meet, quipper (aplikasi yang sering
dipakai dua anak saya yang MI) dalam melaksanakan BDR dirumah, membuat soal/
tes penilaian dalam google form akhirnya saya dan teman Guru memahami dan bisa
menemani siswa siswa BDR lewat daring yang efektif.
Adanya pelatihan pelatihan melalui Webinar yang
diselenggarakan sekolah, MGMP, Diknas, PGRI kabupaten Gresik maupun Webinar
dari TV Andi, dan dari Tim PGRI, Om Jay dkk tentang materi membuat power point,
gambar, video yang dapat diunggah di google classroom, WA, youtube dan
bimbingan dari teman teman Guru yang lain
membuat saya pada pasa pandemi ini mendapat secercah mentari yang akan
menyegarkan diri pribadi saya…lebih lebih dalam IT.
Virus corona covid -19 ini telah memberikan warna
baru dalam segi kehidupan masyarakat termasuk dalam pendidikan. Di masyarakat
dengan gerakan memakai masker, jaga jarak, tidak berkerumun telah berubah pola
sosial yang terjadi dimasyarakat. Dunia pendidikan sangat terpengaruh dengan
covid 19 ini yang biasanya KBM tatap muka berubah menjadi daring, atau luring,
media pembelajaran harus meenggunakan IT karena diunggah di medsos yang
digunakan KBM.
Kapan Covid 19 ini akan berlalu..wallahu
a’lam..hanya Allah yang tahu. Allah tidak akan menguji manusia diluar
kemampuannya. Covid 19 juga membawa hikmah luar biasa pada kita semua, semoga
mentari mentari akan selalu bersinar dalam kehidupan kita. Dan virus covid 19
segera berlalu dan proses kehidupan segera normal kembali, termasuk dunia
pendidikan. Bagi saya covid19 selain berupa virus yang menyerang kesehatan
tubuh, Masa covid ini juga membawa secercah mentari kebahagiaan, yaitu:
lahirnya si kecil bertepatan pada masa pandemi, belajar menulis, membelajari
sendiri anak anak kandung saya, mengasuh sendiri anak anak dirumah, sehingga
keakrapan anggota keluarga semakin intens.
Terima kasih
Tulisan yang hebat! Saya ikut prihatin, terharu sekaligus bangga dengan semangat ibu. Tidak sabar ingin membaca tulisan Ibu selanjutnya.
BalasHapusTerimakasih pak..
BalasHapusPak susanto...ini awal nulis tugas di group menulis & pertama posting di blog
BalasHapusPandemi ada yang bahagia dan ada yang susah, bersyukur yang mendapat kebahagiaan, bersabar yang mendapat kesusahan...
BalasHapusKenyataannnya tidak semua orang itu kaya.
Tidak semua orang itu bahagia..
Sabar dan selalu bermanfaat Ibu untuk orang lain...
Iya pak. Dibalik pandemi ada mentari yang bersinar..., semangat untuk selalu belajar , belajar, dan belajar menulis...dan membaca
BalasHapuspandemi mengajar kan banyak hal
BalasHapusKeren inspirasinya!
BalasHapus