TUGAS 1.2.a.3 Mulai Dari Diri -TRAPESIUM USIA

 TRAPESIUM USIA



TUGAS 1 REFLEKSI
1. Apa peristiwa posirif dan negarif yang saya tuliskan di sana?
 Peristiwa Negatif : Ketika saya menyelesaikan pendidikan di RA/TK saya ingin melanjutkan ke sekolah SD unggulan yang ada dikecamatan saya. Ada sahabat kecil saya yang bersekolah di sana. Tetapi orangtua memilihkan saya untuk bersekolah di MI (Madrasah Ibtidaiyah Swasta) yang berlokasi dekat dengan rumah. Jarak antara MI dengan rumah tinggal kira-kira 500 m, lebih dekat jika dibandingkan dengan sekolah yang saya inginkan. Akhirnya saya mengikuti arahan orangtua melanjutkan di MI, Pada saat itu rasa sedih menyelelimuti, bahkan saya menangis ingin bersekolah bersama-sama dengan teman akrab saya. Saya tidak tahu mengapa saya tertarik di sekolah negeri itu? Apa karena saya tidak mau terpisah dengan teman akrab saya atau ada alasan lain. 

Pertistiwa Positif.
Walaupun saya awalnya sekolah di MI merupakan pilihan orangtua, tetapi saya tetap memiliki semangat untuk belajar. Alasan orangtua adalah di MI sekolahnya lebih dekat rumah dan lebih banyak materi keagamaannya. Saya tetap giat belajar dan tidak patah semangat, karena menuntut ilmu dimanapun itu sama, yang penting adalah bekerja keras untuk menghilangkan kebodohan.
Alhamdulillah...saya selalu mendapatkan peringkan 3 besar, sejak  kelas 1 sampai kelas 6. Bahkan ketika kelas 6 saya meraih Danem Terbaik dan siswa terbaik. Akhirnya saya diizinkan oleh orangtua sekolah di negeri. Dengan semangat tinggi akhirnya saya juga mendapatkan nilai yang bagus dan dapat diterima di sekolah negeri di kota kabupaten. Karena saya SMA nya sekolah di kota , maka saya masuk asrama sekolah. Walaupun tidak pernah rangking 1 tetapi semangat belajar saya dan teman-teman selalu berpacu. Tahun 2000 saya diterima di Universitas Islam Negeri Yogyakarta, di fakultas keguruan (Tarbiyah PAI) sebagaimana cita-cita saya sejak kecil, ingin menjadi guru. Jiwa semangat belajar yang ditanamkan orangtua sejak kecil masih tetap melekat, bahkan saya meraih IPK terbaik 3 se fakultas Tarbiyah, dan menjadi mahasiswa tercepat dalam menempun studi, yaitu 7 semester lebih 2 bulan. Peristiwa ini memberikan aura dan semangat yang positif untuk mengabdi kepada negeri.

2. SELAIN SAYA YANG TERLIBAT  DI DALAM AMSING-MASING PERISTIWA TERSEBUT.
 Peristiwa sedih yang saya alami ini melibatkan orantua saya, karena beliau menginginkan sekolah yang dekat rumah, padahal saya ingin sekolah yang terkenal (favourit). Tetapi sebagai anak saya menurut kepada orangtua, selain itu beliau juga menasehati , membimbing saya dan memberikan semangat serta tauladan bahwa menuntut ilmu dimanapun itu sama saja. Yang terpenting adalah semangat ingin menghilangkan kebodohan harus tetap membara di jiwa kita. Walaupun sekolah di swasta jika kita mampu belajar dengan baik, maka hasilnya pun bagus. Terlebih lagi di sekolah didukung dengan guru-guru yang profesional, penuh kasih sayang maka pendiidkan dapat mengantarkan saya menuju pada cita-cita saya. Rasa sedih saya tidak berlangsung lama, ketika saya mendapatkan teman-teman baru yang mendukung saya , orangtua, guru maka saya selalu mendapat peringkat terbaik, dan siswa teladan. Dukungan dan semangat sangatlah penting agar kita dapat meraih mimpi.
Peristiwa Positif. Peristiwa postif yang saya alam dan membekas sampai sekarang adalah diterima di fakultas keguruan sesuai yang saya cita-citakan. Orangtua saya selalu memberkan semangat dan dorongan agar rajin dalam belajar dan beribadah. Alhamdulillah...teman teman kuliah saya juga pro aktif selalu dapat memberikan semangat dan siap untuk berkolaborasi. Tenaga pendidik (dosen), TU dan Ibu kost juga selalu mendukung kegiatan yang saya ikuti. Menuntut ilmu di kampus adalah impian saya, dari desa di dekat laut saya berangkat ke Yogyakarta dengan penuh semangat, maka dari semangat keluarga, guru-guru saya, tetangga, teman maka saya dapat meraih mimpi menjadi guru. Tak disangka saya dapat menyelesaikan studi S1 saya tepat waktu, bahkan saya mendapatkan penghargaan sebagai mahsiswa tercepat Fakultas Tabiyah (keguruan) dan Meraih IPK Terbaik 2 sejurusan Pendidikan Agama Islam. Sungguh senang, bangga dan bahagia ketika di acara wisuda dipanggil namanya dan diumumkan oleh Bapak Dekan.

3. DAMPAK EMOSI APA SAJA YANG SAYA RASAKAN HINGGA SEKARANG?
Dampak emosi yang saya rasakan ketika merasa sedih adalah, bingung, ingin menangis dan bersedih, karena apa yang saya inginkan belum tercapai. Tetapi kita tidak boleh berlarut-larut untuk bersedih, karena didepan kita masih terbentang masa depan yang gemilang. Dengan Ridho orangtua, guru, sahabat dan keluarga maka cita cita kita akan terwujud dan diridhoi oleh Allah SWT.
Ketika kita mendapatkan penghargaan maka tidak boleh terlena dan sombong, karena kita hanyalah mahluk kecil yang harus tetap belajar, belajar dan berkarya. Agar kita selalu hidup dan tidak ketinggalan zaman. 

4. MENGAPA MOMEN YANG TERJADI DI MASA SEKOLAH MASIH DAPAT SAYA RASAKAN SAMPAISEKARANG?
Penddikan dan pola asuh yang diberikan orantua sampai sekarang masih membekas dan mempengaruhi saya. Sikap disiplin, semangat dalam menuntut ilmu, sabar, berkeingina kuat untuk meraih cita-cita ini sangat membantu saya dalam mengembangkan diri baik di sekolah maupun di masyarakat.
Sikap guru yang sebagi panutan saya waktu sekolah, memberikan semangat dan dorongan tetap sesuai dengan nilai-nilai pendidikan sekarang walaupun terjadinya pada masa lampau.

Menjadi mahasiswa dengan predikat tercepat juga sebuah semangat agar saya dapat meningkatkan kinerja saya ketika di sekolah. Hal ini dapat dilihat semangat saya untuk selalu belajar dan berbagi di sekolah. Memberikan contoh teladan yang baik bagi murid dam memberikan semangat sera doringan, agar siswa menjadi berkarakter 
.
5.PELAJARAN APA YANG DAPAT DIPEROLEH DARI KEGIATAN TRAPESIUM USIA INI DAN RODA EMOSI TERKAIT DENGAN PERAN GURU TERHADAP SISWA SAYA!
Peranannya sangat erat, artinya pola pendidikan dapat mempengaruhi hasil pendidikan. Sebagai contoh jika kita menanam jagung maka untuk mencapai hasil yang maksimal harus disemai ditempat yang tepat, subur, dipupuk dan siangi tepat waktu. Termasuk siswa ketika siswa mengalami kesedihan maka guru harus tetap sebagai teman, pamong yang siap menerima curhatan. Guru sebagai garda terdepan perubahan harus dapat memberikan teladan, semangat dan dorongan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dnegan potensi, bakat dan minatnya untuk mencapai cita-cita kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya.
Guru sangat berperan membentuk karakter dan jiwa luhur siswa.

6. BAGAIMANA SAYA MENULISKAN NILAI-NILAI SAYA YANG SAYA YAKINI SEBAGAI SEORANG GURU. dALAM 1, 2 KALIMAT DENGAN KATA-KATA GURU,MURID, BELAJAR, MAKNA , PERAN!

kata-kata bermakna : 
Guru merupakan sosok yang memberikan dan menanamkan nilai-nilai karakter agar terbentuk pribadi-pribadi yang sesuai dengan profil pelajar pancasila.

Murid adalah sosok yang unik yang memiliki bakat, minat yang berbeda-beda.
Nilai dan peran saya sebagai guru adalah menerapkan model pembelajaran yang dapat membantu murid untuk tumbuh dan berkembang sebagaimana kodratnya agar mereka dapat belajar dan berperan sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Agar hidup murid ini bermakna maka guru harus meningkatkan kualitas diri agar dapat memberika teladan, semangat dan dorongan pada murid, sebagaimana semboyan dari KHD, ingngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

TUGAS 2. NILAI-NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK MENURUT SAYA ADALAH..
1. Apa nilai-nilai saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru dan komunitas saya!
   Sebagai guru saya harus tetap belajar dan siap berbagi, karena dengan belajar maka kita dapat berbagi ilmu dengan teman sejawat (guru lain). Maka saya harus memiliki semangat belajar, selalu bergerak untuk menuntut ilmu agar dapat memberikan inspirasi kepada teman-teman sejawat. Keteladanan dan semangat mendidik murid merupakan nilai-nilai yang saya tanamkan kepada murid. Jiwa berbagi dan siap memberikan contoh, semangat dan dorongan kepada murid, agar dia semangat dan siap menuntut ilmu dengan bahagia. Melalui komunitas guru maka saya harus belajar meningkatkan kompetensi agar saya dapat mencapai tujuan pembelajarn dan dapat berbagi dengan teman sejawat di MGMP ataupun di sekolah saya. Oleh karena itu dengan mengikuti diklat baik yang dari dinas atau yang inisatif sendiri dapat kita sosialisasikan kepada teman yang lain, agar kita sama-sama belajar dan berkarya untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

2. Apa yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, guru dan komuniats sekolah.
Saya mengajak siswa untuk belajar membaca AlQur'an untuk rutin bertadarus, setiap pagi ada literai Al-qur'an dan dibaca langsung diteras sekolah, agar dapat memberikan motivasi pada siswa. Bagi siswa yang belum bisa membaca saya kumpulkan dan belajar di kelas TBTQ agar tuntas dan dapat membaca Al-Qur'an dengan fasih. Untuk menggerakkan guru saya memberikan pendampingan, semangat guru untuk belajar menulis dan melakukan penelitian tindakan kelas. Selama ini saya siap dan sudah mendampingi teman-teman di sekolah untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Memberikan contoh disiplin dan sabar terhadap murid.

Untuk menjadi guru yang baik, maka kita harus berperilaku baik agar dapat menjadi panutan bagi siswa. Untuk dapat memberikan semangat kita juga harus memberikan contoh dalam berkarya. Tetap semangat guru-guru Indonesia untuk tergerak, bergerak dan menggerakkan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUASA MEMBENTUK PRIBADI YANG BERTAQWA

KEMAJUAN PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH DI DAMASKUS

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3